Analisis Karya Sastra
Identitas
Cerpen
Oleh : Bella Krisnawati
Judul :
Sakura Bersemi di Hatiku
Penulis : Eti Sundari
Ø Unsur
Intrinsik
A. Tema:
Pendidikan
B. Tokoh
dan Penokohan
1. Tokoh
a. Aku(Emilia):
sabar, berbakti pada orangtua, penyayang, pekerja keras, dan penuh semangat.
§ Sabar
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “Di awal tahun 2014, aku berhasil membeli
laptop. Bulan berikutnya. Aku berhasil masuk Universitas Swasta di kota tempat
aku bekerja.”
§ Berbakti
pada orangtua
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “Langkahku semakin berat ketika aku mendengar
kabar bahwa ibuku sakit. Aku pulang kekampung halamanku. Kulihat ibuku
terbaring tak berdaya di atas dipan di kamar belakang. Ku peluk tubuh ibuku
yang kurus kering.”
§ Penyayang
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “Ibu…..aku sayang ibu…” aku menangis dalam
pelukannya.
§ Pekerja
keras
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “ Aku dan Angelia berpisah karena aku memilih
merantau ke kota besar dan kini menjadi pelayan restaurant.”
§ Penuh
semangat
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat Dan “Kini yang lebih penting, aku siap
menyambut impianku. Bunga sakura bermekaran di dada dan angan-anganku.”
b. Ibu:
rapuh/ringkih, baik hati, penyayang, dan penuh perhatian.
§ Rapuh/Ringkih
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “Kulihat ibuku terbaring tak berdaya di atas dipan
di kamar belakang.”
§ Baik
hati
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “Tapi ibu tidak mau anak ibu menjadi orang yang
lemah. Ibu tahu kamu pasti kuat. Dan tetaplah menjadi anak ibu yang kuat.”
§ Penyayang
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “Ssssst….jangan menangis ya nak. Ibu juga
sayang kamu.”
§ Penuh
perhatian
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “Tapi ibu tidak mau anak ibu menjadi orang yang
lemah. Ibu tahu kamu pasti kuat. Dan tetaplah menjadi anak ibu yang kuat.”
c. Angela:
baik hati dan tidak sombong.
§ Baik
hati dan tidak sombong
Dalam
cerpen ditunjukkan pada kalimat “tapi Angelia selalu menghubungiku. Untungnya
Angelia mengerti akan kondisiku.”
2. Penokohan
a. Protagonis:
Emilia, Ibu, dan Angela.
§ Emilia
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Langkahku
semakin berat ketika aku mendengar kabar bahwa ibuku sakit. Aku pulang
kekampung halamanku. Kulihat ibuku terbaring tak berdaya di atas dipan di kamar
belakang. Ku peluk tubuh ibuku yang kurus kering.”
§ Ibu
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Ssssst….jangan menangis ya nak. Ibu juga sayang kamu. Tapi ibu tidak mau anak
ibu menjadi orang yang lemah. Ibu tahu kamu pasti kuat. Dan tetaplah menjadi
anak ibu yang kuat.”
§ Angela
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Aku
jarang sekali menghubungi Angelia, tapi Angelia selalu menghubungiku. Untungnya
Angelia mengerti akan kondisiku.”
b. Antagonis:
Dalam cerpen tidak ada yang berwatak antagonis.
c. Tritagonis:
Angela
Ditunjukkan bahwa Angela adalah sahabat
dari Emilia.
C. Latar
/ Setting
1. Waktu
a. Di
awal tahun
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Di awal tahun 2014, aku berhasil membeli laptop.”
b. Di
bulan berikutnya
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Bulan berikutnya aku berhasil masuk Universitas Swasta di kota tempatku
bekerja.”
c. Setahun
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Setahun berlalu, akhirnya aku akan menjadi seorang Sarjana Ekonomi dan akan
mendapat gelar SE.”
d. Seminggu
berlalu
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Acara wisuda akan segera dimulai.”
2. Tempat
a. Di
salah satu SMK Negeri favorit
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Beruntunglah
Angela, karena dia dapat melanjutkan pendidikannya ke Universitas di kota kami
selepas lulus dari SMK Negeri di kota kami.”
b. Di
salah satu SMK swasta
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Aku
hanyalah lulusan SMK swasta yang tidak bisa menandingi kualitas SMK tempat
Angela menuntut ilmu.”
c. Di
salah satu Universitas Swasta
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Aku
berhasil masuk Universitas Swasta di kota tempat aku bekerja.”
d. Di
Restaurant
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Sedangkan
aku, aku hanyalah seorang pelayan restaurant dengan gaji yang bisa dibilang
rendah.”
e. Di
sebuah dipan dikamar belakang
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Kulihat
ibuku terbaring tak berdaya di atas dipan di kamar belakang.”
f. Di
sebuah gang menuju kontrakkan
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Aku dan ibu berjalan menuju gang kecil menuju kontrakanku.”
g. Di
aula kampus
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Aula
kampus dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi disertai walinya masing-masing.”
h. Di
Jepang
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Kami
memiliki satu tujuan yang sama untuk masa depan kami. Negara yang menumbuhkan
tunas mimpi yang mendebarkan. “Bahkan aku mendapatkan kesempatan meneruskan
pendidikan ke negara Jepang.”
3. Suasana
a. Bingung
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
”Di pikiranku berputar-putar satu pertanyaan yang belum bisa diketahui
jawabannya. Pertanyaan itu adalah: Siapakah yang akan menginjakkan kaki pertama
kali di Jepang? Aku atau Angelia?.”
b. Sedih
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Langkahku
semakin berat ketika aku mendengar kabar bahwa ibuku sakit.”
c. Mengharukan
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Ibu…..aku sayang ibu…” aku menangis dalam pelukannya.” Dan pada kalimat “Ssssst….jangan
menagis ya nak. Ibu juga sayang kamu.”
d. Khawatir
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Tapi
ibu tidak mau anak ibu menjadi orang yang lemah. Ibu tahu kamu pasti kuat. Dan
tetaplah menjadi anak ibu yang kuat.”
e. Semangat
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Ibu…maafkanlah anakmu ini,bu. Aku jarang menghubungi ibu. Aku sibuk mengejar
mimpiku,bu. Aku ingin orang-orang tidak lagi melecehkan dan merendahkan ibu
seperti dulu. Aku ingin mereka segan pada ibu.”
f. Bangga
Dialam cerpen dtunjukkan pada kalimat “Aku
lulus dengan predikat terbaik. Bahkan aku mendapatkan kesempatan meneruskan
pendidikan ke negara Jepang.aku tak menghiraukan biaya kuliah. Karena biaya
kuliahku, telah ditanggung oleh pemerintah.”
g. Senang/Bahagia
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat
“Kini kuncup-kuncup bunga sakura mulai berkembang di dadaku. Aku tidak lagi
peduli siapa yang akan ke Jepang lebih dulu. Kini yang lebih penting, aku siap
menyambut impianku. Bunga sakura bermekaran di dada dan angan-anganku.”
D. Alur
Cerita/Plot
Campuran (maju-mundur)
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Di
awal tahun 2014, aku berhasil membeli laptop. Bulan berikutnya. Aku berhasil masuk
universitas swasta di kota tempat aku bekerja. Langkahku semakin berat ketika
aku mendengar kabar bahwa ibuku sakit. Aku pulang kekampung halamanku. Kulihat
ibuku terbaring tak berdaya di atas dipan tu di kamar belakang. Ku peluk tubuh
ibuku yang kurus kering. Sinar wajahnya redup. Namun masih menyisakan
kecantikan dimasa mudanya dulu.”
E. Sudut
Pandang
Orang pertama tunggal.
Dalam cerpen ditunjukkan pada kalimat “Namaku
adalah Emilia. Aku mempunyai sahabat yang begitu sempurna di mataku.”
F. Konflik
Dalam cerpen konflik terjadi ketika
Emilia menerima kenyataan bahwa hidupnya berbeda dengan sahabatnya yang lebih
beruntung karena lulusan SMA Negeri dan dapat diterima di Universitas Negeri di
kotanya.
G. Pesan
Tekatkan niatmu saat kau memiliki
cita-cita. Sehingga kau tidak akan mudah menyerah sebelum cita-citamu tercapai.
Tetap semangat dan sabar dalam menghadapi cobaan seiring engkau mewujudkan
cita-cita tersebut. Yakinlah bahwa Allah akan melihat dan mempertimbangkan usaha
yang telah kita lakukan.
Ø Unsur
Ekstrinsik
a. Tentang
Penulis
Cerpen Sakura Bersemi di Hatiku ditulis
oleh Eti Sundari.
b. Nilai
–nilai yang terkandung di dalam cerpen
1. Nilai
agama
Nilai agama adalah hal-hal yang bisa
dijadikan pelajaran yang terkandung dalam cerpen yang berkiatan dengan agama.
Di dalam cerpen tersebut terdapat
kandungan nilai agama yaitu saat Emilia pulang kampung untuk menjenguk ibunya
yang sedang sakit. Itu berarti Emilia termasuk anak yang berbakti pada
orangtua. Walaupun dalam keadaan sedang sulit saat mendengar kabar bahwa ibunya
sakit dia tetap menyempatkan diri untuk menjenguk ibunya.
2. Nilai
moral
Nilai moral adalah nilai-nilai yang
terkandung di dalam cerita dan berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku
di dalam masyarakat. Nilai moral dalam cerpen bisa menjadi suatu nilai yang
baik maupun nilai yang buruk.
Di dalam cerpen tersebut terdapat
kandungan nilai moral yaitu saat Angelia sering menghubungi Emilia. Itu berarti
Emilia mempunyai watak yang tidak sombong karena walaupun berpisah Angela masih
sering menghubungi Emilia.
3. Nilai
budaya
Nilai sosial budaya adalah nilai-nilai
yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaaan, tradisi, adat istiadat yang
berlaku.
Di dalam cerpen tersebut terdapat
kandungan nilai budaya yaitu suatu persahabatan yang kuat tidak akan goyah
walaupun terkadang ada masalah, perbedaan atau ada yang menganggap sebagai
saingan dalam suatu hal yang menghantam mereka (Angela dan Emilia) bila disertai
dengan saling pengertian satu sama lain.
4. Nilai
sosial
Nilai sosial adalah nilai yang bisa
dipetik dari interaksi tokoh-tokoh yang ada didalam cerpen dengan tokoh lain,
lingkungan dan masyarakat di sekitar tokoh.
Di dalam cerpen tersebut terdapat kandungan
nilai sosial yaitu kita diajarkan untuk baik kepada orang terutama sahabat kita
dan juga dalam cerpen tersebut mengajarkan kita untuk selalu mengutamakan
orangtua. Untuk selalu monghormati, mengutamakan, dan menjunjung tinggi
orangtua kita.
Sakura Bersemi di Hatiku
Cerpen Karangan: Eti Sundari
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 13 December 2013
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 13 December 2013
Namaku adalah Emilia. Aku memiliki seorang sahabat
yang begitu sempurna di mataku. Namanya adalah Angela. Kami memiliki satu
tujuan yang sama untuk masa depan kami. Negara yang menumbuhkan tunas mimpi
yang mendebarkan. Negara itu adalah Jepang. Tujuanku ada disana. Sebuah
universitas yang ternama di Osaka. Apalagi kalau bukan Osaka University.
Beruntunglah Angela. Karena dia dapat melanjutkan
pendidikannya ke universitas di kota kami selepas lulus dari SMK Negeri favorit
di kota kami. Sedangkan aku, aku hanyalah seorang pelayan restauran dengan gaji
yang bisa dibilang rendah. Aku hanyalah lulusan SMK swasta yang tidak bisa
menandingi kualitas SMK tempat Angela menuntut ilmu dulu. Aku dan Angela
berpisah karena aku memilih merantau ke kota besar dan kini menjadi pelayan
restauran.
Aku jarang sekali menghubungi Angela, tapi Angela
selalu menghubungiku. Untungnya Angela mengerti akan kondisiku. Langkah menuju
Osaka University mulai kurancang sejak sekarang. Di pikiranku berputar-putar
satu pertanyaan yang belum bisa diketahui jawabannya. Pertanyaan itu adalah:
Siapakah yang akan menginjakkan kaki pertama kali di Jepang? Aku (Emilia) atau Angela?
Biarpun kami bersahabat tapi aku anggap hidup itu ajang persaingan. Dan
persaingan merupakan suatu cara yang bisa membangkitkan semangat hidupku. Di
awal tahun 2014, aku berhasil membeli laptop. Bulan berikutnya, aku berhasil
masuk universitas swasta di kota tempat aku bekerja. Langkahku semakin berat
ketika aku mendengar kabar bahwa ibuku sakit. Aku pulang ke kampung halamanku.
Kulihat ibuku terbaring tak berdaya di atas dipan tua di kamar belakang.
Kupeluk tubuh ibuku yang kurus kering. Sinar wajahnya redup. Namun, masih
menyisakan kecantikan di masa mudanya dulu.
“Ibu… aku sayang ibu…”
aku menangis dalam pelukannya.
“Ssstt… jangan menangis ya, nak. Ibu juga sayang kamu. Tapi ibu tidak mau anak ibu menjadi orang yang lemah. Ibu tahu kamu pasti kuat. Dan tetaplah menjadi anak ibu yang kuat.”
“Ibu… maafkanlah anakmu ini, bu. Aku jarang menghubungi ibu. Aku sibuk mengejar mimpiku, bu. Aku ingin orang-orang tidak lagi melecehkan dan merendahkan ibu seperti dulu. Aku ingin mereka segan pada ibu.”
“Ssstt… jangan menangis ya, nak. Ibu juga sayang kamu. Tapi ibu tidak mau anak ibu menjadi orang yang lemah. Ibu tahu kamu pasti kuat. Dan tetaplah menjadi anak ibu yang kuat.”
“Ibu… maafkanlah anakmu ini, bu. Aku jarang menghubungi ibu. Aku sibuk mengejar mimpiku, bu. Aku ingin orang-orang tidak lagi melecehkan dan merendahkan ibu seperti dulu. Aku ingin mereka segan pada ibu.”
Ibu mempererat pelukannya. Butiran air menetes
dan membasahi pundakku. Butiran air mata yang mahal untukku. Air mata yang
mampu membuat hati ini terguncang olehnya. Ibu melepaskan pelukannya. Ku lihat
mata indah ibuku. Jauh, dalam, dan dalam. Sorot matanya menyatakan ungkapan
terima kasih untuk semua yang kulakukan untuknya. Keadaan ibu semakin membaik.
Pada saat aku hendak kembali ke perantauanku, ibu menundukkan kepalanya.
Menyembunyikan matanya yang sembab karena menangisi kepergianku.
“Ibu jangan lagi menangis. Ibu harus kuat. Bukankah ini yang ibu ajarkan pada kami, anak-anak ibu.” ujarku.
“Ibu… ingin mengucapkan terima kasih, nak. Terima kasih untuk segalanya ya, nak.” seulas senyum menghiasi wajah renta ibuku.
Aku pun membalas senyumnya.
“Ibu jangan lagi menangis. Ibu harus kuat. Bukankah ini yang ibu ajarkan pada kami, anak-anak ibu.” ujarku.
“Ibu… ingin mengucapkan terima kasih, nak. Terima kasih untuk segalanya ya, nak.” seulas senyum menghiasi wajah renta ibuku.
Aku pun membalas senyumnya.
Setahun berlalu, akhirnya aku akan menjadi
seorang Sarjana Ekonomi dan akan mendapat gelar SE. Jadi bisa kubayangkan
namaku akan menjadi Emilia Luna, SE. Seminggu sebelum acara wisuda berlangsung,
aku menjemput ibuku dan mengabari Angela bahwa aku akan segera di wisuda. Aku dan
ibu berjalan menuju gang kecil menuju kontrakanku.
Acara wisuda akan segera dimulai. Aula kampus
dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi disertai walinya masing-masung. Aku lulus
dengan predikat baik. Bahkan aku mendapat kesempatan meneruskan pendidikan ke
negara Jepang. Aku tak menghiraukan biaya kuliah. Karena biaya kuliahku telah
ditanggung oleh pemerintah. Kini kuncup-kuncup bunga sakura mulai berkembang di
dadaku. Aku tidak lagi peduli siapa yang akan ke Jepang lebih dulu. Kini yang
lebih penting, aku siap menyambut impianku. Bunga sakura bermekaran di dada dan
angan-anganku.
Komentar
Posting Komentar