CERPEN
CINTA ITU KEBOHONGAN
Oleh: Bella
Krisnawati
Aku
mencintaimu tanpa adanya alasan. Bukankah cinta tak perlu adanya alasan?
Aku
membutuhkanmu bukan karena aku tak mampu, tapi karna aku merasa tak bisa hidup
tanpa cintamu.
Dan
aku merindukanmu. Sangat. Entahlah, seperti pagi merindukan embun. Tapi
bukankah seharusnya semua itu berubah ketika terjadi pengkhianatan di antara
kita?. Kenapa aku begitu sulit untuk melupakannya apalagi membencinya?
Hanya
lantunan lagu mellow yang menemani setiap malamku, mengingat kisah cintaku yang
menyakitkan. Saat aku mengingatnya, hampir setiap malam aku selalu meneteskan
air mata. Apa yang dia lakukan padaku selama ini, aku selalu berharap dia
benar-benar setia dan tulus padaku. Tapi kenyataannya tidak, kesetiaanku dibalas
dengan pengkhianatan. Tak ku sangka semua ini terjadi padaku. Terkadang aku
berfikir, apakah ada yang kurang dariku atau perhatianku kurang terhadapnya
sehingga dia berpaling dariku? Itulah yang aku fikirkan setiap malam mengingat
kembali kejadian ketika pertama kali kami bertemu.
Hari itu
tahun ajaran baru dan tentunya hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah
menengah atas. Kata orang masa SMA itu masa yang indah. Aku memasuki ruang
kelas baruku. Awal yang indah menurutku, karena teman-teman baruku sangat
ramah. Hingga suatu malam ponselku berdering, akupun bergegas mengambil
ponselku dan melihat pesan tersebut. Ketika aku melihatnya ternyata nomor baru
dan di akhir pesan singkat itu tertera sebuah nama, Zidan batinku. Akupun
berbalas pesan dengannya. Dan ternyata dia teman sekelasku. “Zidan, Zidan,
Zidan…” ucapku dalam hati.
Keesokan
harinya akupun bergegas berangkat sekolah. Sesampainya di ruang kelas, aku
segera menemui teman-temanku dan bertanya “Apakah kalian tau seseorang yang bernama
Zidan?” dan teman-temanku hanya menggeleng-gelengkan kepala. “Hmm.. mungkin
karena masih awal masuk SMA jadi belum terlalu akrab antar teman.” ucapku dalam
hati. Ketika aku sedang asik mengobrol dengan teman-temanku, tiba-tiba aku
mendengar seseorang memanggil nama Zidan, spontan aku langsung memalingkan
wajahku dan mencari tau pemilik nama Zidan itu. Aku melihat pemilik nama itu,
cukup tampan menurutku. Tanpa ku duga ternyata dia juga memperhatikanku, dia
tersenyum padaku tentu akupun membalas senyumannya. Kulihat matanya berbinar
saat melihatku, seketika muncul pertanyaan-pertanyaan aneh di otakku.
“Apakah dia
menyukaiku?” ahh.. aku sudah dibuat geer olehnya. Tak lama kemudian bel tanda
usai pelajaran berbunyi…
Malam
harinya ketika aku sedang mendengarkan lagu di ponselku, tiba-tiba saja
ponselku bergetar dan akupun melihat sebuah pesan, ketika aku melihat nama
pengirimnya ternyata dia. Akupun membuka pesan itu.
”Selamat malam Sinta, apa yang sedang kamu lakukan?”
Awalnya aku
tak membalas pesannya, tapi beberapa menit kemudian dia mengirimiku pesan lagi.
“Sin, apa kau
sudah tidur? Kenapa kau tak membalas pesanku?”
Akupun
membalasnya. Cukup lama aku dan dia berbalas pesan.
Keesokan
harinya, ketika aku melihat layar ponselku aku melihat sebuah nama pengirimnya.
Dan ternyata dia lagi.. gumamku.
“Halo selamat
pagi Sin? Apa tidurmu nyenyak?”
Sempat aku duduk terdiam dan berfikir, akhir-akhir ini dia sering mengirimiku pesan.
Selang beberapa waktu akupun membalas ucapan selamat pagi kepadanya dan
bergegas mandi dan kesekolah. Hari ini aku memakai baju olahraga karena
sekolahku mengadakan acara jalan sehat. Saat aku memasuki ruang kelas ternyata
hanya ada dia, Zidan maksudku. Dia tersenyum padaku, akupun membalas
senyumannya dan segera duduk di tempatku. Tak lama pengumuman akan dimulainya
jalan sehat terdengar di speaker kelasku, aku dan kawan-kawanku segera menuju
lapangan depan sekolah. Sepanjang perjalanan ku habiskan dengan bercanda dengan
teman-temanku.
Sesampainya aku dan teman-temanku di kelas, aku segera mengambil air
mineral yang telah aku bawa dari rumah dan meminumnya.
“Huuhh capeknya, kakiku pegal sekali…” ucapku sambil
memijat kakiku.
Tiba-tiba teman-temanku berlarian keluar kelas dan
hanya menyisakan aku dan Zidan.
“Hah, apa maksudnya ini?” batinku.
Perlahan-lahan dia datang menghampiriku dan
tiba-tiba dia memegang erat tanganku dan dia mengungkapkan perasaannya padaku.
Akupun tak bisa berkata-kata. Entah kenapa aku menerimanya.
Sekitar
10 bulan aku dan dia berpacaran, hubungan kami sejauh ini baik-baik saja sama
seperti hubunganku dengan teman-temanku. Zidan sangat baik padaku, dia juga
cukup romantis dan konyol haha. Dia juga sangat perhatian padaku. Aku
benar-benar sangat nyaman dengan hubungan ini. Hingga suatu hari aku mendengar
rumor tentang dirinya berselingkuh. Tentu saja aku tak langsung mempercayainya
begitu saja karna aku fikir dia tidak mungkin melakukannya. Semakin hari Zidan jarang
menghubungiku, bahkan untuk memberikan kabar saja tidak. Perasaanku mulai tak
enak. Saat bertemu disekolahpun kita jarang sekali bertegur sapa. Aku mulai
mengkhawatirkan hubungan ini. “Ada apa dengannya?” batinku.
Hari pahit itu terjadi saat aku pulang sekolah,
seperti biasa aku menelfonnya.
“Zidan kita pulang bersama bukan? Bukankah kita
sudah lama tidak pulang bersama, eum?”
ucapku.
“Maaf Sin aku
tidak bisa, ada kegiatan ekskul yang tak bisa ku tinggal. Kau tahu bukan akan
ada lomba basket bulan depan?”
“Ahh baiklah, lupakan saja. Maaf aku mengganggumu.”
“Oke Shin,lupakan saja. Maaf ya, mungkin lain kali
kita pergi makan bersama. Sudah yaa aku dipanggil kapten timku.”
“Aku mencintaimu…”
“Aku tau.”
Klikk.
Dia
memutuskan telfonku tanpa membalas ucapan cintaku. Bukan kata ‘aku tau’ yang
aku butuhkan Dan. Dia berubah sangat berubah. Sekarang dia tak pernah membalas
ucapan cintaku bahkan sekarang dia menolakku dan mengecewakanku.
“ Zidan kau kenapa sebenarnya? Aku merindukanmu.”
Batinku.
Akhirnya aku memutuskan untuk untuk pergi ke toko
buku, kucari novel yang menurutku menarik untuk ku baca. “Ah ketemu..” gumamku
senang.
Kenapa aku tiba-tiba merasa lapar? Ahh mungkin akan
asik jika aku mampir ke kedai es krim.
“Satu es krim coklat paman.”
“Baik nona, tunggu sebentar.”
“………………..”
“Terima Kasih.”
Kulangkahkan kakiku menuju halte bis di seberang
jalan. Tiba-tiba mataku melihat sosok yang aku kenal. “Bukankah itu Zidan?” aku
sangat hafal bentuk postur tubuhnya.
Saat aku akan memanggilnya, tiba-tiba saja ada
wanita yang merangkul Zidanku. Aku melihat mata Zidan berbinar saat memandang
gadis itu. Sungguh aku tak pernah lagi melihatnya berbinar saat menatapku. Ada
goresan luka yang mulai menyayat hatiku. Perih dan sangat sakit. Semakin aku
memandangya, mereka semakin romantis. Zidanku mengaitkan jari-jarinya ke tangan
gadis itu. Rasanya aku tak kuat lagi menatap pemandangan indah itu. Tanpa
kusadari mataku dengan tanpa permisi meluncurkan air mata yang sedari tadi
terbendung dipelupuk mataku. Ternyata memang benar dia berselingkuh, pantas
saja akhir-akhir ini dia tampak barubah terhadapku. Sungguh aku tak pernah
menyangka jika dia akan melakukan ini padaku. Ternyata perkiraanku salah selama
ini, kesetiaanku dibalas dengan pengkhianatan. Orang yang benar-benar tulus aku
cintai ternyata menusukku.
Keesokan
harinya teman-temanku berusaha untuk menghiburku. Mereka pun tak menyangka jika
Zidan sejahat itu padaku. Hampir setiap malam aku meneteskan air mata ketika
mengingat kejadian itu dan membuatku bertanya-tanya “Kenapa dia tega
terhadapku? Kenapa? Apa salahku padanya? Apakah aku berubah? Atau berbeda?”
sehingga dia tega melakukan itu padaku.
Aku ingin melupakan kejadian itu tapi itu sangat
sulit bagiku, karena aku terlanjur sangat menyayanginya. Apalagi setiap hari
aku masih bisa melihatnya. Sungguh aku merasa menyesal mengenalnya. Rasanya aku
tak ingin mengenalnya lagi setelah apa yang dia lakukan padaku. Aku hanya
berharap semoga Tuhan bisa membantuku menghapus bayangannya dan bisa
melupakannya. Biarkan semua ini menjadi kenangan pahit di masa sekolah menengah
atasku.
Cinta
itu indah, ketika perasaan cinta sudah tumbuh dikedua insan Tuhan. Mereka tak
akan memandang kesempurnaan fisik yang mereka punya. Kesempurnaan dalam suatu
hubungan adalah ketika mereka bisa menepati segala komitmen yang sudah mereka
buat. Yang bisa menyelesaikan masalah tanpa adanya katanya “PUTUS” saat
hubungan itu dilanda bosan, dan terombang-ambing dengan adanya sosok orang
ketiga dihubungan mereka.
-selesai-
Komentar
Posting Komentar